Rabu, 21 Agustus 2013

PELAYANAN KESEHATAN WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA



BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Di Indonesia masih dijumpai masalah kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian semua pihak. Masalah-masalah kesehatan reproduksi tersebut muncul dan terjadi akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang rendah. Akses untuk mendapatkan informasi yang benar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat dan fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan (Bambang, 2005).
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita melampaui beberapa tahap diantaranya pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas, pubertas, reproduksi, menopause/klimakterium, pasca menopause dan senium/lansia (Manuaba, 2002). Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu masa bayi, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpanan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

II.                RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai wanita dalam daur kehidupannya (masa bayi, kanak-kanak, pubertas, reproduksi, klimakterium dan menopouse). Mengetahui asuhan yang diberikan, mengetahui skrining pada wanita sepanjang daur kehidupannya.

III.             TUJUAN
1.      Mahasiswi mampu mengetahui proses wanita dalam daur kehidupannya.
2.      Mahasiswi mampu mengetahui pengertian masa bayi, kanak-kanak, pubertas, reproduksi, klimakterium dan menopouse.
3.      Mahasiswi mampu mengetahui asuhan yang diberikan pada wanita dalam daur kehidupannya.


BAB II
TINJAUAN TEORI

1.    SKIRINING DAN DETEKSI DINI WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

A.  SKRINING
a. Definisi Skrining
·      Skrining (screening): pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
·      Skrining: pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
·      Skrining: usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
b. Tujuan Skrining
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan
Test skrining dapat dilakukan:
o  Pertanyaan/ Quesioner
o  Pemeriksaan fisik
o  Pemeriksaan laboratorium
o  X-ray
o  Diagnostik imaqina
c. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining
o  Merupakan penyakit yang serius
o  Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan setelah gejala muncul
o  Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening
d. Syarat-Syarat Skrining
o  Penyakit harus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
o  Harus ada cara pengobatan yang efektif
o  Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnostic
o  Diketahui stadium prapatogenesis dan patogenesis
o  Test harus cocok, hanya mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dapat diterima oleh masyarakat
o  Telah di mengerti riwayat alamiah penyakit
o  Biaya harus seimbang, biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya konsekuensi kesehatan
B. KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
a. Konsepsi
·      Perlakuan sama terhadap janin laki-laki atau perempuan
·      Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
·      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
·      Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Bayi
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genetalia internal sudah selesai, jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutny. Tuba, uterus, vagina, dan genetalia eksternal sudah terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi prematur vagina kurang tertutup dan labia minora lebih kelihatan.
Genetalia bayi wanita yang baru lahir itu basah krena sekresi cairan yang jernih. Epitel vgina relative tebal dan pH vagina 5, setelah 2-3 minggu epitel vagina tipis dan  pH naik menjadi 7. Pada 1/3 dari bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uterus eksternum, tetapi menutupi juga sebagian dari porsio servisis uteri, sehingga terdapat apa yang dinamakan pseudoerosio kongenitalis.

c.    Kanak-Kanak
Yang khas pada masa kank-kanak ini ialah bahwa perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil, dan memang kadar estrogen dan gonadotropin sangat rendah. Karena itu alat-alat genital dalam masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam pertumbuhan badan.
Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan.

Asuhan yang diberikan pada masa Bayi dan kanak-kanak
Asuhan yang diberikan:
·         ASI Eksklusif
·         Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
·         Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
·         Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
·         Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.


c.    Pubertas
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wnita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.
Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, dan hormone ini dikeluarkan atas pegaruh releasing factor dari hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen, dan hormone ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan.
Asuhan yang diberikan pada masa pubertas
Asuhan yang diberikan :
·         Kehamilan dan persalinan yang aman
·         Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
·         Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
·         Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
·         Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
·         Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
·         Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
·         Pencegahan dan manajemen infertilitas.


d.   Reproduksi
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dalam selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
e.    Klimakterium dan Menopouse
Pengertian :
·      Klimakterium : Bahasa yunani tangga, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.
·      Menopouse : Adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sebelum menopause disebut pramenopouse.
·      Senium : Adalah masa sesudah pasca menopousem ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis.
Penjelasan :
Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause, berdasarkan keadaan endokrinplogik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadropin. Kadar hormone akhir ini tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, kemudian mulai menurun. Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan dan kadang-kadang berat. Klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita tanpa banyak keluhan, hanya pada sebagian kecil ditemukan keluhan yang cukup berat yang menyebabkan wanita bersangkutan minta pertolongan dokter. Gangguan vegetative biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya malam dan perasaan jantung berdebar-debar.
Menopouse
Menopouse adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Berhentinya haid bisa didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Menopouse yang artificial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
Senium
Pada senium telah tercapai keadaan keseimbanganhormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini ialahkemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik, seagai proses menjadi tua. Dalam masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda paa masing-masing wanita. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya pengaruh hormone steroid dan berkurangnya osteo trofoblas memegang peranan dalam hal ini.

 Asuhan Yang Diberikan pada masa menopause
·         Perhatian pada problem menopause
·         Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.Berkurangnya hormon estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
·         Penyakit jantung koroner
·         Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
·         Osteoporosis Adalah Berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
·         Gangguan mata
·         Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
·         Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
·         Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.

C. PERAN BIDAN SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK
·      Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah skrining.
·      Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas kesehatan
·      Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
·      Membantu melindungi kesehatan individual
·      Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier penyakit di komunitas
·      Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier (pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker serviks
·      Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.

II. PELAYANAN KESEHATAN PADA WANITA  SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya.

Dalam pendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahap, yaitu :

a.    Konsepsi :
·      Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
·      Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
·      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
·      Pendekatan pelayanan anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.


b.   Bayi dan anak :
·      ASI Eksklusif dan penyapihan layak
·      Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
·      Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
·      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
·      Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
·      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll

Asuhan yang diberikan
·      ASI Eksklusif
·      Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
·      Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
·      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
·      Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan



c.          Remaja :
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormone-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.

Asuhan yang diberikan:
·      Gizi seimbang
·      Informasi tentang kesehatan reproduksi
·      Pencegahan kekerasan termasuk seksual
·      Pencegahan terhadap ketergantungan napza
·      Perkawinan pada usia wajar
·      Pendidikan, peningkatan keterampilan
·      Peningkatan penghargaan diri
·      Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
·      Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat


d.         Usia Subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkanpun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometritis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
·      Kehamilan dan persalinan yang aman
·      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
·      Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
·      Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
·      Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
·      Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
·      Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
·      Pencegahan dan managemen infertilitas
·      Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
·      Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.

Asuhan yang diberikan
·      Kehamilan dan persalinan yang aman
·      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
·      Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
·      Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
·      Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
·      Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
·      Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
·      Pencegahan dan managemen infertilitas


e.    Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
·      Perhatian pada problem menapouse
·      Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis
·      Deteksi dini kanker rahim
·      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
·      Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya,
·      diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

Asuhan apa yang diberikan
·      Perhatian pada problem menapouse
·      Penyakit jantung koroner
·      Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner
·      OsteoporosisAdalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah
·      Gangguan mata Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang
·      Kepikunan Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan
·      Deteksi dini kanker rahim.

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  DERAJAT KESEHATAN PEREMPUAN

a.       Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.


b.      Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap.

Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain :
·      Perempuan di nomorduakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan
·      Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.
·      Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan dirinya, misalnya dalam ber- KB, dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika di perlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga
·      Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi




c.    Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
·      Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
·      Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
·      Keterbatasan biaya
·      Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan


d.   Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena :
§  Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
§  Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai


e.    Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk


f.     Akses pelayanan Kesehatan Reproduksi rendah karena :
§  Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah
§  Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
§  Diskriminasi sosial
§  Sikap negative terhadap perempuan dan anak perempuan
§  Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi


g.    Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut

h.    Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan sosiaL







BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kami ambil dari masalah ini ialah Pada masa kanak-kanak sudah Nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.  Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause.

B.  SARAN
Saran yang dapat kami berikan ialah, kesehatan reproduksi sangatlah memerlukan perhatian semua pihak. Pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam menangani masalah-masalah kesehatan reproduksi. Pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan sangat perlu diterapkan. Sehingga masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat kita perkirakan dan dapat kita tangani dengan baik sehingga tidak berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Demikianlah saran dari kami, jika ada kekurangan dari makalah ini kami menerima kritik dan saran yang membangun.